Sabtu, 19 November 2011

Indonesia Minta ke Inggris Kerjasama Industri Kreatif

Pada saat ini memang dirasakan bahwa industri yang kreatif sudah mulai berkembang di masyarakat. Inggris merupakan Negara industri yang sudah sangat modern. Tingkat pengetahuan dan teknologi yang tinggi membuat Negara ini menjadi Negara industri yang paling berkuasa diantara negar-negara eropa lainya. Saat ini Pemerintah Indonesia meminta kerjasama khusus dengan Inggris dalam bidang pengembangan industri kreatif dan standardisasi produk. Langkah itu dilakukan untuk mendorong pengembangan industri kreatif dan produk terstandardisasi Indonesia. Wartawan Kompas Hermas E Prabowo dari London, Inggris melaporkan, tantangan utama ekspor produk Indonesia ke Uni Eropa secara umum dan Inggris secara khusus adalah terkait standardisasi produk. Kita selama ini mengalami kesulitan dalam memenuhi produk dengan standar tertentu," kata Menteri Perdagangan Indonesia Mari Elka Pangestu. Mari Pangestu mengatakan itu usai mengadakan pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan dan Investasi Inggris Stephen Green, Jumat (29/7/2011) di London, Inggris.Mari Pangestu mengatakan, Inggris sangat ketat dalam memberlakukan standar produk. Dengan masuknya produk Indonesia di pasar Inggris, diharapkan akan memudahkan Indonesia dalam menggaet pasar Eropa.Dengan adanya kerjasama dalam standardisasi produk, diharapkan ke depan tak akan ada kesulitan lagi bagi produk Indonesia menembus pasar Eropa. Selain soal standardisasi, pemerintah Indonesia juga secara khusus meminta kerjasama dalam pengembangan industri kreatif. Terkait kerjasama di bidang industri kreatif, Mari Pangestu mengatakan selama ini Inggris kuat sekali dalam hal industri kreatif. Mereka juga punya banyak rumah produksi animasi. Sekarang ini, Indonesia juga sedang merintis kerjasama dengan British Council. "Inggris setiap tahun memiliki kompetisi di bidang industri kreatif. Tiap tahun mengundang orang - orang yang kreatif atau pengusaha industri kreatif, termasuk dari Indonesia," katanya. Dalam pertemuan tersebut, Pemerintah Inggris sangat mendukung kemungkinan terbentuknya kerjasama ekonomi komprehensif antara Indonesia dan Uni Eropa (EU-Indonesia Comprehensive Economic Partership Agreemen).
Sumber:  http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/07/29/23351562/Indonesia.Minta.ke.Inggris.Kerjasama.Industri.Kreatif

Birokrasi Pencarian Anggaran Harus Diperbaiki

Peningkatan alokasi dana ke daerah pada 2009 dipastikan tidak akan terserap optimal jika pemerintah tak memperbaiki birokrasi pencairan anggaran. Panjangnya mata rantai pencarian menjadi penyebab utama lambatnya penyerapan anggaran daerah.
Kalau hal ini dibiarkan berlarut-larut dikhawatirkan akan menimbulkan dampak yang berantai. Pembangunan terancam mandek karena banyak proyek yang tidak dikerjakan. Mungkin tak hanya itu, pertumbuhan ekonomi bisa terhambat dan sector swasta sebagai mitra kerja pemerintah akan buruk karena minimnya proyek.
Juga menyoroti sisa dana APBD 2007 sebesar Rp 45 triliun dan dibiarkan terus menganggur. Rendahnya penyerapan anggaran juga berpotensi menimbulkan korupsi, apalagi jika melihat pencairan anggaran yang masih sering dikebut pada akhir tahun.
Oleh karena itu pemerintah pusat harus mengenakan sanksi untuk tidak menambahh bahkan mengurangii anggaran bagi daerah yang tidak menyerap dana yang sudah disediakan secara optimal.

TEMPO, 2008

Industri Kreatif Negara-negara ASEAN Sedang Mengidentifikasi Potensi

Saat ini industri kreatif sudah menyebar ditengah-tengah masyarakat. Industri kerajinan tangan ini sudah mulai banyak diminati oleh masarakat, khususnya di Indonesia. Di Negara-negara ASEAN pun sudah mulai dikembangkan industri semacam ini. Industri kreatif sudah mulai memainkan peranan penting dalam kegiatan perokonomian.  Dengan standar dan kualitas yang tinggi, industri kreatif clothing yang melibatkan perajin berskala rumah tangga dalam pengerjaannya, produk itu turut memajukan produk-produk dalam negeri. Negara-negara ASEAN saat ini sedang berusaha mengidentifikasi potensi industri kreatif di kawasan mereka. Karena itu, dalam ASEAN Fair di Nusa Dua, Bali,beberapa wakktu lalu, banyak menampilkan produk kreatif seperti batik, film, dan lukisan. Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Kementerian Perdagangan Hesti Indah Kresnarini di sela-sela ASEAN Fair, Selasa (15/11/2011) di Nusa Dua. "Industri kreatif menjadi perhatian bersama ASEAN. Saat ini negara-negara ASEAN tengah mengindentifikasi potensi industri kreatif. Nantinya kami akan promosi bareng terkait industri kreatif," ujarnya. ASEAN Fair mengambil tema "Hello ASEAN", dan dibuka Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Acara itu berakhir 23 November. Ajang tersebut menjadi media promosi sehingga diharapkan volume perdagangan Indonesia ke ASEAN bisa ditingkatkan. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, total ekspor nonmigas Indonesia ke negara-negara ASEAN tahun 2010 tercatat 27 miliar dollar Amerika Serikat. Dari total ekspor nonmigas, pangsa ke ASEAN berkisar 22 persen. Pada periode Januari-Mei, ekspor nonmigas ke ASEAN mencapai 13,8 miliar dollar AS dengan pangsa ekspor sebesar 11 persen. Dengan demikian Indonesia dengan industri kreatifnya saat ini sudah sangat berkembang sangat pesat. Ini bisa meningkatkan tingkat perokonomian di Negara-negar ASEAN khususnya Indonesia.
Sumber: http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/11/15/20440422/Negara-negara.ASEAN.Sedang.Mengidentifikasi.Potensi

INDUSTRI SUSU Kelas Menengah Dorong Peningkatan Konsumsi

Susu merupakan kebutuhan pokok yang dibutuhkan hampir seluruh masyarakat di Indonesia. Susu merupakan barang yang sangat penting terutama pada anak-anak usia balita hingga dewasa pun kebutuhan akan susu sangat penting keberadaanya. Namun susu merupakan barang mewah bagi masyarakat kelas menegah kebawah. Pertumbuhan kelas menengah diyakini bisa mendongkrak konsumsi susu dalam negeri. Peningkatan konsumsi tersebut harus dibarengi dengan produksi susu yang mencukupi. Hal ini harus dilakukan agar masyarakat Indonesia bisa mengonsumsii susu. Sayangnya, sampai kini, sekitar 70 persen bahan baku susu masih diimpor. Rendahnya produktivitas dan kepemilikan sapi penyebab rendahnya produksi susu. Ini bisa menimbulkan penurunan akan konsumsi susu.
Hal tersebut mengemuka dalam lokakarya bertema ”Pengembangan Persusuan yang Berkelanjutan di Indonesia”, yang diselenggarakan Nestle, di Surabaya, Jawa Timur, Beberapa pembicara yang hadir Wakil Menteri Perdagangan Mahendra Siregar, Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Pascapanen Kementerian Pertanian Djajadi Gunawan, serta Sulisyanto mewakili peternak.
Menurut Mahendra, konsumsi susu dalam negeri masih sangat rendah, yakni 10,47 liter per tahun per kapita. Negara-negara ASEAN lain, seperti Thailand dan Filipina, sudah dua kali lipat dari Indonesia. Produktivitas susu yang tidak seimbang menyebabkan masyarakat Indonesia masih sulit untuk mengonsumsi susu tidak seperti Negara-negara lain. Faktor biaya juga merupakan factor utama konsumen meninggalkan kebutuhan akan susu yang sampai saat  ini harga susu masih terbilang cukup mahal bagi masyarakat menengah kebawah. Faktor pendapatan seseorang juga mempengaruhi konsumsi akan susu. Hal ini terjadi karena ketidakseimbangan antara pendapatan rata-rata masyarakat dengan jumlah permintaan para konsumen. Tetapi jika pendapatan mereka naik, mungkin konsumsi susu akan meningkat.
”Semakin banyaknya kelas menengah akan memacu konsumsi. Orang yang sebelumnya tidak butuh susu menjadi butuh karena membaiknya pendapatan mereka,” katanya.
Dia mengatakan, peningkatan konsumsi susu dari kelas menengah tidak hanya berupa susu cair, tetapi juga produk olahannya seperti ice cream dan cokelat. ”Peningkatan konsumsi tersebut menjadi peluang bagi industri. Jangan sampai peluang itu justru diambil oleh importir. Secara khusus, kami sudah menerapkan bea masuk produk susu jadi sebesar 5-15 persen,” paparnya.
Berdasarkan data Kementerian Pertanian, jumlah populasi sapi perah 387.000 ekor. Dengan produktivitas rata-rata 10 liter per hari, maka produksi susu hanya 3,8 juta liter per hari. Jumlah tersebut baru mencukupi 30 persen kebutuhan dalam negeri.
Djajadi Gunawan mengatakan, rendahnya populasi karena kepemilikan sapi di tingkat peternak hanya 2-3 ekor, padahal idealnya enam ekor. Kendala pembiayaan menjadi salah satu penyebab utamanya. Pemerintah telah memberikan pembiayaan melalui kredit usaha rakyat dengan bunga 5 persen per tahun.
Menurut Sulisyanto, untuk memacu semangat para peternak, harga susu harus layak. Selama ini tidak ada standardisasi mutu dan harga sehingga peternak dirugikan.
Dalam kesempatan itu, Presiden Direktur Nestle Indonesia Arshad Chaudhry mengatakan, Nestle berkomitmen mengembangkan pertanian yang berkelanjutan di Indonesia.

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/07/26/03323696/Kelas.Menengah.Dorong.Peningkatan.Konsumsi

Jumat, 18 November 2011

Indonesia Minta ke Inggris Kerjasama Industri Kreatif



http://assets.kompas.com/data/photo/2010/10/01/0854267p.jpgPada saat ini memang dirasakan bahwa industri yang kreatif sudah mulai berkembang di masyarakat. Inggris merupakan Negara industri yang sudah sangat modern. Tingkat pengetahuan dan teknologi yang tinggi membuat Negara ini menjadi Negara industri yang paling berkuasa diantara negar-negara eropa lainya. Saat ini Pemerintah Indonesia meminta kerjasama khusus dengan Inggris dalam bidang pengembangan industri kreatif dan standardisasi produk. Langkah itu dilakukan untuk mendorong pengembangan industri kreatif dan produk terstandardisasi Indonesia. Wartawan Kompas Hermas E Prabowo dari London, Inggris melaporkan, tantangan utama ekspor produk Indonesia ke Uni Eropa secara umum dan Inggris secara khusus adalah terkait standardisasi produk. Kita selama ini mengalami kesulitan dalam memenuhi produk dengan standar tertentu," kata Menteri Perdagangan Indonesia Mari Elka Pangestu. Mari Pangestu mengatakan itu usai mengadakan pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan dan Investasi Inggris Stephen Green, Jumat (29/7/2011) di London, Inggris.Mari Pangestu mengatakan, Inggris sangat ketat dalam memberlakukan standar produk. Dengan masuknya produk Indonesia di pasar Inggris, diharapkan akan memudahkan Indonesia dalam menggaet pasar Eropa.Dengan adanya kerjasama dalam standardisasi produk, diharapkan ke depan tak akan ada kesulitan lagi bagi produk Indonesia menembus pasar Eropa. Selain soal standardisasi, pemerintah Indonesia juga secara khusus meminta kerjasama dalam pengembangan industri kreatif. Terkait kerjasama di bidang industri kreatif, Mari Pangestu mengatakan selama ini Inggris kuat sekali dalam hal industri kreatif. Mereka juga punya banyak rumah produksi animasi. Sekarang ini, Indonesia juga sedang merintis kerjasama dengan British Council. "Inggris setiap tahun memiliki kompetisi di bidang industri kreatif. Tiap tahun mengundang orang - orang yang kreatif atau pengusaha industri kreatif, termasuk dari Indonesia," katanya. Dalam pertemuan tersebut, Pemerintah Inggris sangat mendukung kemungkinan terbentuknya kerjasama ekonomi komprehensif antara Indonesia dan Uni Eropa (EU-Indonesia Comprehensive Economic Partership Agreemen).
Sumber:  http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/07/29/23351562/Indonesia.Minta.ke.Inggris.Kerjasama.Industri.Kreatif

BI: Ada Tiga Hal yang Perlu Dicermati

http://assets.kompas.com/data/photo/2011/09/28/2349484620X310.jpg


Akhir-akhir ini dampak krisis ekonomi yang dialami oleh Negara-negara di eropa sudah sangat dirasakan keberadaanya, terutama bagi Negara-negara di asia yang merasakan dampak dari krisis global ini.
Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengemukakan, ada tiga hal yang perlu dicermati terkait krisis ekonomi global.
Dalam seminar "Dampak Ketidakpastian Ekonomi Global Terhadap Perekonomian Indonesia," di Jakarta, Selasa (15/11/2011), Perry menyebutkan, pertama ada, kecenderungan lambatnya pemulihan ekonomi di negara-negara maju. Ini ditandai dengan adanya koreksi angka pertumbuhan ekonomi di sejumlah negara. Misalnya saja, kini prediksi pertumbuhan ekonomi dunia dipangkas dari 4,3 persen menjadi 4 persen. Menurut IMF, pada laporannya bulan September lalu, menyebutkan, angka itu berlaku untuk tahun ini dan tahun depan (2012). "Jadi ada kecenderungan pertumbuhan ekonomi global yang menurun," ucap Perry.
Lebih lanjut, Perry menyebutkan, negara-negara di Eropa sendiri agak sulit untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Artinya, kondisi ekonomi Eropa melemah. Menurut IMF, perkiraan pertumbuhan ekonomi di kawasan itu hanya 1,6 persen pada 2011. Bahkan, ekonomi Eropa diperkirakan hanya tumbuh 1,1 persen pada 2012. Kondisi di wilayah ini, menjadi hal kedua yang harus dicermati dalam kaitannya dengan ketidakpastian ekonomi global.
Ia menyebutkan, ada perembetan masalah dari Yunani ke Italia. Setelah program dana talangan Yunani itu gagal, akhirnya terjadi pengunduran diri PM Yunani, George Papandreou. Kini, Yunani sedang dalam proses pembentukan pemerintah baru. Apa yang terjadi di Yunani kini merembet ke Italia. Pergantian pemimpin pemerintahan juga terjadi di Italia. "Apa yang terjadi di Eropa itu cerminan daripada ekspansi fiskal yang dibayai utang, yang kemudian tidak bisa sustain (pertahankan)," tambah Perry.
Di mana, sebagian besar utang yang dipunyai negara-negara eropa, seperti Yunani, banyak dimiliki oleh lembaga keuangan dari beberapa negara maju di Eropa seperti Perancis dan Jerman. Sehingga masalah yang terjadi di Yunani berdampak pada negara-negara lainnya.
Faktor ketiga,  adalah risiko pembalikan modal dari negara maju keluar dari negara berkembang. Ini, dapat menimbulkan sulitnya pengelolaan keuangan di negara berkembang, seperti Indonesia. "Itu adalah tiga (faktor) yang harus kita cermati," tegas dia.
Terhadap hal ini, Perry pun mengatakan, ekonomi Indonesia masih cukup baik dalam menahan dampak krisis global ini. Akan tetapi, tetap diperlukan langkah-langkah lebih lanjut dalam mengantisipasi dampak ke depannya. "Uncertainty-nya (ketidakpastian) masih sangat tinggi. Itu yang masih kita bisa lihat di sana," sebut dia.

Pemerintah harus sudah siap menghadapi masalah yang sudah mendunia ini, yaitu masalah krisis global yang melanda dunia. Pemerintah dalam hal ini juga diharapkan menerakan kebijakan-kebijakan yang dibuat agar bisa berjalan dengan baik di Indonesia yang sampai sekarang ini perekonomian Indonesia masih dibilang  cukup stabil. Namun pemerintah tetap harus bisa mengantisipasi masalah ini agar tidak menyebabkan krisis yang bisa saja melanda negri kita ini.
Sumber: http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/11/15/11115941/BI.Ada.Tiga.Hal.yang.Perlu.Dicermati

Rabu, 09 November 2011

Bank Indonesia Fokus Stabilitasi Harga

Bank Indonesia memprioritaskan upaya stabilisasi harga untuk mengendalikan inflasi pada 2009. Tujuanya agar tingkat inflasi bisa diturunkan menjadi satu digit.
Mengatasi stabilitasi sangat penting karena harga-harga barang  menjadi komponen terpenting dalam pembentuk inflasi. Pertumbuhan ekonomi yang bagus yang terpenting adalah membantu stabilitasi harga.
Pertumbuhan ekonomi akan membaik  dengan didorong pengeluaran intuk pemilu 2009. Hal itu akan menjaga tingkat permintaan terhadap baraang-barang tetap tinggi sehingga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Namun permintaan yang tinggi itu tidak akan berpengaruh signifikan bila tingkat ketersediaan barang rendah. Kurangnya ketersediaan barang dipicu oleh kondisi infrastruktur yang kurang memadai seperti ketersediaan pasokan listrik dan sarana jalan.
Laju inflasi diperkirakan mencapai 6,5-7,5 persen pada pertengahan 2009. Semua instrument moneter dan perbankan akan digunakan untuk mencapai sasaran inflasi tersebut.
Hal ini juga masih belum dipastikan karena harus melihat situasi ekonomi dengan laju inflasi sebagai targetnya.
Dengan demikian, laju pertumbuhan ekonomi yang cukup bagus, bank sentral akan berfokus kebijakan pengendalian inflasi.

TEMPO, 2008

Asal Tidak Banjir Prospek Ekonomi 2012 Menjanjikan

Perekonomian Indonesia tahun 2012 tetap menjanjikan, asal tidak terganggu bencana banjir yang sebenarnya bisa dihindari, terutama di Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta.
Banjir jangan disepelekan, bercermin dari banjir yang melanda Thailand saat ini, yang menelan korban jiwa dan menyebabkan kerugian signifikan secara ekonomi. Indonesia memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah yang dapat mendongkrak perokonomian.
"Banjir di Thailand sudah melanda lebih dari dua bulan. Kerugiannya sangat besar. Jadi, sebaiknya mulai sekarang ada gerakan untuk melihat lingkungan masing-masing. Kalau ada sampah yang menutup jalan air, segera dibersihkan, jangan sampai menyebabkan banjir," ujar Wakil Menteri Keuangan, Anny Ratnawati di Jakarta, Kamis (3/11/2011), saat berbicara dalam diskusi Forum Komunikasi Wartawan Ekonomi dan Moneter tentang Menakar Kekuatan Indonesia dalam Menahan Krisis Lanjutan.
Menurut Anny, perekonomian Indonesia diperkirakan tetap tumbuh 6,7 persen, meskipun banyak pengamat ekonomi memperhitungkan hanya akan tumbuh 6,3 persen. Pemerintah juga tetap optimis, meskipun kondisi perekonomian dunia sedang lesu akibat krisis yang terjadi di benua Eropa. Hal ini bisa menjadi peluang bagi para investor untuk menanam modalnya di Indonesia. Krisis yang melanda eropa tidak banyak berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia.
"Jika pengamat ekonomi memperkirakan pertumbuhan ekonomi hanya 6,3 persen, maka pemerintah akan berupaya agar perhitungan itu tidak terjadi. Pertanyaannya apakah kita akan biarkan? Atau harus tetap 6,7 persen APBN," ujarnya.
Untuk menahan perlambatan ekonomi yang mungkin terjadi, pemerintah sudah mempersiapkan kebijakan yang berlapis.
"Pemerintah menjaga proyeksi yang disampaikan analis supaya tidak terjadi, karena sudah termasuk APBN 2012. Kami pun sudah menyiapkan kebijakan berlapis lapis, misalnya dari sisi belanja modal, dan mempercepat belanja modal kita di 2012," jelasnya.
Pengalaman Indonesia dalam menghadapi krisis tahun 1998 dan 2008, membuat pemerintah siap menghadapi krisis global yang mungkin terjadi lagi. Mungkin ada sejumlah agenda yang akn dijalankan pemerintah di tahun 2012 nanti.
KOMPAS.com http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/11/03/16522449/Prospek.Ekonomi.2012.Menjanjikan

Kamis, 03 November 2011

Ekonomi Negara Maju Melambat, ASEAN Bertahan

Ekonomi dunia mengalami koreksi proyeksi pertumbuhan dunia dari 4,3 persen jadi 4 persen
Pemerintah memprediksi perekonomian dunia dan regional pada 2012 masih dibayangi perlambatan pertumbuhan ekonomi negara-negara maju. Namun, negara-negara berkembang di ASEAN diperkirakan tetap tumbuh, dikarenakan Negara-negara asia terutama ASEAN memiliki ukatan yang dapat menetralisir dari gejolak ekonomi, yaitu konsumsi domestik.

Pelaksana Tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Bambang Brodjonegoro, menuturkan, ekonomi dunia telah mengalami koreksi proyeksi pertumbuhan dari 4,3 persen menjadi empat persen pada 2011 dan dari 4,5 persen menjadi empat persen untuk 2012. Diperkirakan ekonomi asia bahkan dunia masih dipengaruhi oleh dua Negara yaitu cina dan india.

Koreksi terbesar juga dilakukan di negara-negara maju dari 2,2 persen menjadi 1,6 persen dan negara-negara berkembang dari 6,6 persen menjadi 6,4 persen. Sementara itu, di ASEAN koreksi dari 5,4 persen menjadi 5,3 persen. Untuk saat ini gejolak ekonomi yang melanda dunia tidak berpengaruh besar terhadap Negara-negara ASEAN.
"ASEAN terkena krisis, tapi dibandingkan negara-negara dunia lain relatif lebih kecil," kata Bambang di Jakarta, Senin 31 Oktober 2011.

Perlambatan ekonomi dunia tersebut, dia melanjutkan, diperkirakan mempengaruhi penurunan volume perdagangan dunia dari 7,5 persen pada 2011 menjadi 5,8 persen pada 2012.
Bambang mengungkapkan, negara maju yang diharapkan menjadi penopang pertumbuhan ekonomi dunia saat ini belum ada perbaikan, sehingga perekonomian tergantung pada China dan India.

Guru Besar Universitas Indonesia ini menjelaskan, perekonomian Asia diperkirakan melambat, tapi tidak parah, karena mempunyai ketahanan khusus yang dapat menangkal perlambatan ekonomi, yaitu konsumsi domestik.
Namun, ia memproyeksikan Singapura dan Malaysia merupakan dua negara pertama di ASEAN yang terkena dampak krisis ekonomi global di Amerika Serikat dan Eropa.

"Negara-negara Asia mempunyai basis konsumsi domestik besar, sehingga dalam masa krisis gejolak ekonomi, konsumsi domestik bisa menetralisasi dampak tersebut," kata Bambang.

Indonesia, dia melanjutkan, mempunyai posisi strategis di Asia dan Asia Timur. Sebab, pasar komoditas Indonesia sebagian besar ke China, Jepang, dan ASEAN serta bukan ke Eropa dan Amerika Serikat. Namun, pemerintah akan tetap mewaspadai dampak putaran kedua.

Sementara itu, Wakil Menteri Keuangan, Anny Ratnawati menjelaskan pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2012 telah mengakomodasi upaya mitigasi dan antisipasi dampak perlambatan ekonomi dunia.
Dari sisi kebijakan fiskal 2012, kata dia, pemerintah menyiapkan anggaran risiko fiskal sebesar Rp15,8 triliun, dana bantuan sosial untuk menjaga daya beli masyarakat Rp64,9 triliun, subsidi pangan Rp15,6 triliun, cadangan beras Rp2 triliun, dan belanja lain untuk keperluan mendesak Rp5,5 triliun.

Selain itu, cadangan devisa hingga September 2011 mencapai US$114 miliar yang juga disiapkan untuk mitigasi dan antisipasi krisis. "Semua itu adalah langkah berlapis untuk mitigasi dan antisipasi," ujarnya.

Anny menyatakan, sebenarnya krisis ekonomi yang menerpa Eropa dan Amerika Serikat bisa juga dilihat sebagai peluang potensi arus modal asing yang masuk ke Indonesia (capital inflow) akan terus membesar pada 2012.
Untuk itu, menurut dia, pemerintah akan berusaha mengalihkan arus modal masuk ke sektor riil guna membangun infrastruktur di Indonesia. 
• VIVAnews

Asal Tidak Banjir, Prospek Ekonomi 2012 Menjanjikan

 
 Perekonomian Indonesia tahun 2012 tetap menjanjikan, asal tidak terganggu bencana banjir yang sebenarnya bisa dihindari, terutama di Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta.
Banjir jangan disepelekan, bercermin dari banjir yang melanda Thailand saat ini, yang menelan korban jiwa dan menyebabkan kerugian secara ekonomi. Karena bagaimanapun juga banjir sangat mengganggu aktivitas perokonomian. Sebenarnya Indonesia memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah yang dapat mendongkrak perokonomian.Maka dari itu, Pemerintah harus menyusun sejumlah kebijakan agar perokonomian Indonesia di tahun 2012 benar-benar meningkat. Masalahnya adalah bangsa ini sudah lama terkekang dalam kemiskinan akibat program kerja dari pemerintah yang tidak berjalan dengan baik.
"Banjir di Thailand sudah melanda lebih dari dua bulan. Kerugiannya sangat besar. Jadi, sebaiknya mulai sekarang ada gerakan untuk melihat lingkungan masing-masing. Kalau ada sampah yang menutup jalan air, segera dibersihkan, jangan sampai menyebabkan banjir," ujar Wakil Menteri Keuangan, Anny Ratnawati di Jakarta, Kamis (3/11/2011), saat berbicara dalam diskusi Forum Komunikasi Wartawan Ekonomi dan Moneter tentang Menakar Kekuatan Indonesia dalam Menahan Krisis Lanjutan.
Menurut Anny, perekonomian Indonesia diperkirakan tetap tumbuh 6,7 persen, meskipun banyak pengamat ekonomi memperhitungkan hanya akan tumbuh 6,3 persen. Pemerintah juga tetap optimis, meskipun kondisi perekonomian dunia sedang lesu akibat krisis yang terjadi di benua Eropa. Hal ini bisa menjadi peluang bagi para investor untuk menanam modalnya di Indonesia. Krisis yang melanda eropa tidak banyak berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia.
"Jika pengamat ekonomi memperkirakan pertumbuhan ekonomi hanya 6,3 persen, maka pemerintah akan berupaya agar perhitungan itu tidak terjadi. Pertanyaannya apakah kita akan biarkan? Atau harus tetap 6,7 persen APBN," ujarnya.
Untuk menahan perlambatan ekonomi yang mungkin terjadi, pemerintah sudah mempersiapkan kebijakan yang berlapis.
"Pemerintah menjaga proyeksi yang disampaikan analis supaya tidak terjadi, karena sudah termasuk APBN 2012. Kami pun sudah menyiapkan kebijakan berlapis lapis, misalnya dari sisi belanja modal, dan mempercepat belanja modal kita di 2012," jelasnya.
Pengalaman Indonesia dalam menghadapi krisis tahun 1998 dan 2008, membuat pemerintah siap menghadapi krisis global yang mungkin terjadi lagi. Mungkin ada sejumlah agenda yang akn dijalankan pemerintah di tahun 2012 nanti. 

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/11/03/16522449/Prospek.Ekonomi.2012.Menjanjika









KOMPAS.com

Bank Mandiri Bidik Sektor Mikro

Perseroan tengah menyiapkan strategi untuk meningkatkan segmen mikro.
PT Bank Mandiri Tbk optimis akan mengejar pembiayaan di segmen mikro. Sebab, sektor tersebut diperkirakan nantinya bakal meningkatkan pendapatan perseroan.

Menurut Direktur Keuangan Bank Mandiri, Pahala Mansury, 90 persen bank nasional di Indonesia mulai beramai-ramai membidik segmen mikro. Hal tersebut, dipicu pertumbuhan segmen itu di perbankan sangat besar.

"Saat ini, banyak sebanyak 90 persen perbankan mulai mengejar segmen mikro. Ditambah lagi, BPR (Bank Perkreditan Rakyat) yang berkonsentrasi khusus mengejar segmen mikro," kata Pahala di Denpasar Bali, Jumat 21 Oktober 2011.

Pahala menegaskan, saat ini, ada 20 hingga 25 persen masyarakat yang belum tersentuh perbankan. Namun, justru di antara mereka banyak yang menjadi nasabah mikro, seperti kredit kendaraan bermotor. "Segmen mikro dinilai dapat menjadi motor pertumbuhan Indonesia ke depan dan pertumbuhan jangka panjang bisa mencapai 30 persen," tuturnya.

Mandiri tengah menyiapkan strategi untuk meningkatkan segmen mikro di antara menyiapkan outlet-outlet cabang mikro sebanyak 200 unit dan akan menambah 400 outlet mikro untuk tahun ini.

"Kami masih melakukan budgeting untuk pembukaan mikro outlet di 2012 dan Kita ingin mengembangkan segmen mikro. Sebab, tingkat profitabilitas segmen ini tidak kalah baik dengan segmen korporasi," ungkapnya.
Jadi saat ini bank mandiri sedang menyiapkan strategi di sector mikro demi meningkatkan pendapatan. Pertumbuhan segmen mikro yang besar didunia perbankan ini merupakan factor bank mandiri membidik pada sector ini, bahkan BPR khusus mengejar disegmen mikro ini.
• VIVAnews

Rabu, 02 November 2011

Apa Itu Reksa Dana Syariah

Beberapa tahun terakhir ini perkembangan dunia pasar modal Indonesia sangat menggembirakan. Mungkin sebagian dari kita sudah tidak asing lagi dengan kata-kata pasar modal, saham, obligasi ataupun reksadana. Paling tidak sudah semakin banyak orang yang dapat membedakan antara Reksa Dana dengan Dana Reksa.
Belajar dari krisis tahun 2008 membuat banyak orang mempertanyakan system ekonomi kapitalis yang selama ini dianggap paling hebat ternyata bisa ambruk juga. Efek krisis ekonomi yang dimulai dari Negara AS sebagai pusat ekonomi kapitalis menjalar ke semua negara termasuk Indonesia. Akibat dari krisis tersebut beberapa negara mulai mencari system ekonomi yang ideal yang dapat menggantikan system ekonomi kapitalis, dan mereka menemukan system ekonomi Islam atau syariah adalah system ekonomi yang ideal.
Reksa Dana Syariah
Bermula dari sistem perbankan syariah, lalu kemudian pasar modal syariah yang instrumen utamanya terdiri dari saham syariah, obligasi syariah (sukuk). Lalu apa bedanya dengan yang konvensional? Apakah ini sama-sama menguntungkan? Apakah hanya terbatas dengan masalah halal haram saja?
Pada prinsipnya reksadana syariah sama dengan reksadana konvensional hanya saja dalam pengelolaannya tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah dipasar modal. Sesungguhnya berinvestasi merupakan bagian dari Islamic wealth management yang diklasifikasikan pada Wealth Accumulation (akumulasi kekayaan) tentunya dengan berlandaskan kepada Alquran dan Hadist dengan nilai-nilai kejujuran, keadilan dan bermanfaat bagi sesama.

Perkembangan Reksa Dana (RD) Syariah
Pada reksadana syariah (RD Syariah), pemilihan instrument investasi harus berdasarkan DES (Daftar Efek Syariah) yang diterbitkan oleh DSN-MUI (Dewan Syariah Nasional- Majelis Ulama Indonesia) yang bekerjasama dengan BAPEPAM-LK. DES dikeluarkan setahun 2 kali dalam periode akhir Mei dan November. Per 31 Mei 2011, saat ini baru terdapat 11 SBSN (Surat Berharga Syariah Negara), Sukuk/Obligasi Syariah (OS) = 30 seri, Unit Penyertaan Kontrak Investasi Kolektif (KIK) Reksa Dana Syariah 49 unit (baru 7,75 persen dari seluruh reksa dana yang ada), yang terdiri dari:
• Reksa dana Saham Syariah 10 unit;
• Reksa dana Campuran Syariah 15 unit;
• Reksa dana Pendapatan tetap Syariah 8 unit;
• Reksa dana Indeks Syariah 1 unit;
• Reksa dana Terproteksi Syariah 3 unit.
Dengan total NAB RD Syariah Rp 5,775 Triliun (3,68 persen dari seluruh NAB Reksadana) dengan komposisi:
• RD syariah campuran Rp 1,076 T;
• RD Syariah Indeks Rp 205,49 M;
• RD Syariah Pendapatan Tetap Rp 465,698 M;
• RD Syariah Saham Rp  1,8 T;
• RD Syariah Terproteksi Rp  2,227 T.
Emiten syariah yang tercatat di bursa (listing) 213 emiten, Perusahaan publik syariah 3 emiten, Emiten syariah tidak listing 9 emiten, Total Daftar  Efek Syariah 225 Emiten.
Kebijakan Investasi Reksa Dana Syariah
Kebijakan investasi reksa dana syariah yakni hanya berinvestasi pada perusahaan dengan kategori halal,  dan memenuhi rasio keuangan tertentu. Halal yang dimaksud adalah tidak
perusahaan tersebut tidak memproduksi atau menjual sesuatu yang haram menurut Islam, seperti menjual daging babi, minuman keras, bisnis hiburan maksiat, judi, pornografi, dsb, tidak merugikan orang banyak, tidak merugikan orang dan bersifat mudarat (rokok), tidak boleh investasi pada portfolio yang yang bersifat riba (Adanya bunga), bukan judi (maysir), perdagangan yang tidak disertai penyerahan barang, perdagangan dengan penawaran dan permintaan palsu (bay al najsy), jual beli mengandung ketidakpastian (gharar) dan spekulatif, serta transaksi suap (risywah).
Memenuhi rasio keuangan tertentu, maksudnya total utang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total ekuitas tidak lebih dari 82 persen (delapan puluh dua per seratus) yang berarti modal 55 persen dan utang 45 persen, total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan dengan total pendapatan usaha (revenue) dan pendapatan lain-lain tidak lebih dari 10 persen.
Kebijakan Investasi reksadana syariah hanya dapat dilakukan pada instrumen keuangan yang sesuai dengan Syari’ah Islam, meliputi:
1. Efek Pasar Modal Syariah: Obligasi Syariah (Sukuk); Saham-saham yang masuk dalam DES (Daftar Efek Syariah), serta efek surat hutang lainnya yang sesuai dengan prinsip syariah.
2. Instrumen Pasar Uang Syariah: - Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) - Sertifikat Investasi Mudharabah Antar-Bank (SIMA) - Certificate of Deposit Mudharabah Mutlaqah (CD Mudharabah Mutlaqah) - Certificate of Deposit Mudharabah Muqayyadah (CD Mudharabah Muqayyadah)
Alasan Investasi Reksa Dana Syariah
Berikut macam-macam alasan orang untuk berinvestasi di Reksa Dana syariah: ingin berinvestasi di pasar modal tapi waktu terbatas, ingin berinvestasi tapi pengetahuannya masih belum memadai, sementara kebutuhan investasi tidak boleh ditunda-tunda, kurang akses atas informasi yang tersedia dipasar modal, ingin mempunyai return yang optimal atau bahkan mengalahkan return pasar namun dana yang terbatas, ingin diversifikasi investasi, ingin memenuhi kebutuhan jangka pendek, menengah atau panjang dan kesemuanya itu untuk mencapai kebebasan financial secara syariah, ingin berinvestasi tapi sesuai dengan tuntunan agama, alasan lainnya karena syariah memberikan tingkat stabilitas yang tinggi, dll.
Keuntungan Investasi Reksa Dana Syariah
Berikut beberapa keuntungan jika berinvestasi pada reksa dana syariah antara lain: - Kemudahan berinvestasi Banyak perusahaan manajer investasi/Asset Management dengan minimum pembelian Rp 100.000 - Rp 250.000 anda sudah bisa berinvestasi di Reksa Dana. Saat ini produk reksa dana syariah sudah tersedia sebesar 49 reksadana.
-Dikelola oleh manajemen professional dan ahli di bidangnya
Tidak sembarang orang dan perusahaan boleh mengelola reksa dana. Untuk perorangan harus mempunyai ijin sertifikasi Wakil Manajer investasi. Untuk perusahaan harus mempunyai ijin Manajer Investasi, memenuhi syarat permodalan untuk mendirikan perusahaan manajer investasi, menjalani fit & proper test oleh BAPEPAM&LK untuk manajemen perusahaan dan secara berkala juga diaudit oleh BAPEPAM&LK; mempunyai SDM yang handal untuk mendukung setiap unit kerja di perusahaan manajer Investasi, dan tentunya SDM tersebut harus mengerti tentang syariah dan pengelolaan investasi secara syariah.
-Diversifikasi Investasi
Untuk menghasilkan return yang optimal maka kita harus mendiversifikasikan portfolio investasi kita dengan cara membeli beberapa saham di sektor yang berbeda, membeli obligasi dan menaruhnya juga dipasar uang dengan tingkat return yang optimal. Pola diversifikasi semacam itu mensyaratkan nilai portfolio investasi yang tinggi.
Lalu bagaimana dengan kita yang memiliki dana terbatas? Reksa Dana adalah solusinya. Karena hakikatnya Reksa Dana adalah dana yang dihimpun dari orang-orang yang menginginkan investasi maka menghasilkan dana kelolaan yang besar. Dan hasil dari investasi yang optimal tersebut lalu dibagikan kepada investor sesuai dengan porsi investasinya tentu saja setelah dipotong oleh biaya-biaya yang telah disyaratkan oleh Manajer Investasi. Biaya-biaya ini pun tak besar karena untuk biaya pun tanggung renteng sesuai dengan porsi investasinya dan meniadakan biaya yang tak perlu lainnya jika investasi tersebut dilakukan seorang diri oleh investor. Ini salah satu sebabnya kinerja Reksa Dana lebih optimal dibanding jika investor harus berinvestasi sendiri.
- Likuiditas yang tinggi
Apabila investor ingin menarik investasinya dikarenakan membutuhkan dana untuk keperluan yang lain ataupun ingin melakukan realisasi keuntungan maka bisa dicairkan atau ditarik kapan saja.
- Biaya investasi cenderung rendah
Jika investor bertransaksi saham sendiri perhatikan biaya yang dibebankan oleh sekuritas seperti biaya transaksi minimal kisarannya adalah Rp 10.000-Rp 15.000. Namun ada juga yang membebankan keseluruhan biaya transaksi  dan ada yang per saham. Selain itu jika kita menginginkan untuk melakukan transaksi obligasi syariah (Sukuk) maka nilai yang investasi yang ditawarkan minimal Rp 1 miliar kalaupun ada Sukuk Ritel (SUKRI) maka pembelian 1 unit minimal Rp 5 juta. Pertanyaan selanjutnya bagaimana jika anda menginginkan investasi rutin dibawah Rp 5 juta maka anda tidak bisa membeli Sukuk maupun Sukri.
Untuk Deposito jika dana anda dibawah Rp 500 juta maka anda hanya diberikan rate counter yang saat ini ada dikisaran 5,5 persen-6,5 persen belum dipotong PPh final 20 persen. Lalu bagaimana dengan Anda yang mempunyai dana sekitar Rp 100.000-Rp 1.999.900 maka Anda hanya bisa masuk tabungan dan tabungan berjangka dengan bagi hasil 2 persen-3 persen (untuk tabungan) dan 4 persen untuk tabungan berjangka sudah terkunci (lock) sekian tahun (tergantung kebijakan bank) lagi-lagi terpotong PPh final 20 persen.
Bandingkan dengan inflasi yang saat ini ada dikisaran 4,61 persen. Untuk Deposito diatas Rp 500 juta bank bisa memberikan bagi hasil 9 persen gross. Bandingkan jika yang mengelola adalah manajer investasi maka biaya investasinya akan rendah dengan hasil yang optimal.
- Transparansi Informasi
Semua informasi mengenai kinerja investasi harian bisa dipantau di media masa. Setiap bulan nasabah akan diberikan laporan kinerja investasi seperti rekening koran dan kinerja Reksa Dana (Fund Fact Sheet).
- Lebih Aman dan Stabil
Seperti telah dijelaskan diatas, rasio dengan batas 82 persen memberikan jaminan bahwa perusahaan memiliki struktur modal yang sehat dengan perbandingan utang tidak boleh lebih besar dari modal. Pada obligasi/sukuk mempunyai underlying asset yang jelas sehingga resiko default kecil sekali atau bahkan sama sekali tidak ada.  Dengan demikian melalui mekanisme rasio kuantitatif, Reksadana Syariah terselamatkan dari penurunan NAB yang tajam. Untuk Obligasi Syariah dengan mekanisme underlying (ada nilai pokok yang dijadikan dasar penerbitan obligasi), investor dengan sendirinya merasa yakin bahwa obligasi syariah relatif aman sehingga banyak diinginkan oleh investor baik yang mengharuskan portfolio investasinya di syariah maupun tidak (konvensional). Umumnya yang memegang obligasi syariah adalah institusi syariah dan mereka pada umumnya memegang sampai tanggal jatuh tempo (hold to maturity) sehingga gejolak harganya (volatilitas) nya relatif stabil.
- Terdapat Dewan Pengawas Syariah (DPS)
Fungsi dari DPS adalah mengawasi dan memberikan pengarahan agar pengelolaan Reksa Dana sesuai dengan prinsip syariah yaitu jujur, berkeadilan dan bermanfaat bagi sesama.
- Membantu perekonomian bangsa
Pada penerbitan SUKRI, negara bisa memanfaatkannya sehingga biaya pemerintah jadi lebih kecil, sedang pada perusahaan biasanya hasil penjualan sukuk dipakai untuk modal kerja perusahaan.
Resiko Investasi Reksa Dana Syariah
Seperti pada reksadana konvensional, investasi pada reksadana syariah pun mempunyai resiko, antara lain:
- Risiko penurunan Nilai Aktiva Bersih (NAB)
- Risiko Likuiditas jika terjadi pencairan dalam jumlah yang besar secara bersamaan
- Risiko perubahan ekonomi dan politik dan peraturan perpajakan
- Risiko terjadinya wanprestasi
- Risiko Pembubaran
Kesimpulan
Bagi umat muslim landasan akan pentingnya berinvestasi antara lain berdasarkan hadist: ”Allah akan memberikan rahmat kepada seseorang yang berusaha dari yang baik, membelanjakan uang secara sederhana, dan dapat menyisihkan kelebihan untuk menjaga saat dia miskin dan membutuhkannya. [HRMuslim&Ahmad]”
Reksa Dana Syariah Terbatas hanya masyarakat muslim saja?
Tidak, karena pada dasarnya syariah itu bukan ”Keyakinan” melainkan ”System Ekonomi” yaitu dengan mengedepankan prinsip kejujuran, keadilan dan bermanfaat bagi sesama itu menjadi nilai-nilai dasar kemanusiaan apapun agamanya dan berasal dari suku manapun.
Prinsip tanpa RIBA juga tidak hanya ada didalam Islam tapi juga di Nasrani, Yahudi dan agama lainnya. Silahkan cek pada kitab agama masing-masing. Tidaklah heran jika saat ini perkembangan syariah khususnya reksadana syariah sudah sampai ke Inggris, Perancis, Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, China, Hongkong dan banyak negara lainnya yang bukan mayoritas beragama Islam tetapi memakai konsep dasar syariah dalam pengelolaan keuangan dan Investasi.
Lebih dari itu di London sudah terlebih dahulu ada FTSE Global Islamic Index dan di Amerika Serikat sudah ada Dow Jones Islamic Indeks jauh sebelum Indonesia yang notabene adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia.
Jadi sekarang selamat berinvestasi reksadana syariah, jangan lupa tentukan profil resiko anda, tentukan tujuan keuangan dan jangka waktu investasinya setelah itu mulailah lakukan investasi beerdasarkan klasifikasi diri anda sesuai butir butir diatas dan selamat menikmati hasilnya. Jadikan syariah sebagai way of life apapun suku anda, apapun agama anda dan suku anda. Kecil bersenang-senang, muda bekerja & investasi, tua sejahtera, meninggal masuk surga.
sumber: KOMPAS
 

Kekayaan RI Naik Menjadi Rp 15,9 Triliun


Credit Suisse Research Institute mengumumkan bahwa kekayaan Indonesia mengalami peningkatan selama periode Januari 2010 hingga Juni 2011 menjadi 1,8 triliun dollar AS atau setara Rp 15.912 triliun. 
Laporan tentang kekayaan Indonesia itu terungkap dalam keterangan tertulis Credit Suisse Research Institute mengenai laporan kekayaan global tahunan kedua yang dirilis di Jakarta, Rabu (19/10/2011).
"Dari Januari 2010 hingga Juni 2011, jumlah kekayaan total Indonesia meningkat sebesar 420 miliar dollar menjadi 1,8 triliun dollar AS," sebut Credit Suisse.
Lembaga ini juga menyebutkan bahwa dengan kondisi ini maka Indonesia menjadi salah satu dari 20 negara kontributor tertinggi bagi pertumbuhan kekayaan global. Indonesia berada di posisi 14 dari 20 negara tersebut. Adapun posisi pertama adalah Amerika Serikta dengan peningkatan total kekayaan 4,555 triliun dollar AS, kemudian China meningkat 4,072 triliun dollar AS, serta ketiga Jepang  dengan peningkatan 3,805 triliun dollar AS.
Dalam laporan itu juga disebutkan, Asia Pasifik muncul sebagai kontributor utama bagi pertumbuhan kekayaan global, dengan sumbangan sebesar 36 persen dari seluruh penciptaan kekayaan global sejak 2000 dan 54 persen sejak Januari 2010.
"Jumlah kekayaan global telah meningkat sebesar 14 persen dari 203 triliun dollar AS pada Januari 2010 menjadi 231 triliun dollar AS pada Juni 2011."
Menurut Credit Suisse, negara-negara berkembang tetap menjadi mesin penggerak utama pertumbuhan kekayaan global. "Pertumbuhan ekonomi tercepat terjadi di Amerika Latin, Afrika, dan Asia," demikian laporan Credit Suisse.
Dengan demikian, Indonesia masih berpeluang untuk meningkatkan kekayaanya dan bisa berkontribusi lebih pada perekonomian dunia.
sumber: KOMPAS